Hukum asal segala sesuatu adalah boleh, hingga datang dalil yang menyatakan keharamannya." Lihatlah, ketika Allah melarang kita untuk meminum khamr dan sejenisnya, Allah pun telah menciptakan untuk kita air hujan, susu, madu, salju, air kelapa, dan berbagai jenis air yang halal untuk kita konsumsi. Begitu pula makanan, ketika Allah melarang beberapa jenis hewan untuk dimakan, Allah pun telah halalkan bagi kita jenis hewan yang jumlahnya jauh lebih banyak. KisahMenakjubkan: Ikhlas Karena Allah, Diberi Lebih Baik "Buah dari menundukkan pandangan, meninggalkan makanan haram, serta taubat !" Di Damaskus, ada sebuah mesjid besar, namanya mesjid Jami' At-Taubah. CeritaInspiratif Pagi (CIP)Kisah Sayur Terong (Meninggalkan Sesuatu Karena Allah) Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah 'Azza wa Jalla, kecuali Allah akan menggantikannya bagimu dengan yang lebih baik bagimu" (HR Ahmad no 23074) Fiqh Hadits : PERTAMA: Lafal ( شَيْئًا = sesuatu), adalah kalimat nakiroh dalam konteks kalimat nafyi (negatif) memberikan faedah keumuman. Artinya "sesuatu" apa saja yang engkau tinggalkan karena Allah 3) Kisah Nabi Ibrahim 'alaihis salaam yang harus meninggalkan kaumnya, meninggalkan kerabat dan keluarganya yang menyembah patung, lalu berhijrah menuju Palestina, maka Allah pun menggantikan baginya anak-anak yang sholeh. Diantaranya Ishaq 'alaihis salaam yang akhirnya dilahirkan oleh Sarah yang telah mencapai masa monopouse. Allah berfirman : Diriwayatkandari Anas bin Malik dia berkata, "Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau be . loading...Karena tidak ada pria yang bangun kecuali engkau saat ini maka aku tawarkan padamu, maukah engkau menjadi suaminya? Foto/Ilustrasi/Ist SUATU hari di zaman Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalaham SAW ada seorang pencuri yang hendak bertobat . Dia mendatangi majelis Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi . Pada hari itu para sahabat banyak berkumpul. Lelaki itu duduk manis menyimak kata demi kata yang diucapkan Nabi SAW mengatakan “Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang haram itu dalam keadaan halal ”.Pencuri ini sulit memahami maksud ucapan itu. Sementara itu, saat majelis usai, para sahabat kembali mendiskusikan hal-hal terkait masalah tersebut. Para sahabat memiliki tingkat keimanan dan pemahaman yang jauh lebih baik dari dirinya. Ini membuat dirinya rendah diri. Akhirnya malam pun semakin larut, sang pencuri lapar. Keluarlah dia dari Masjid demi melupakan rasa suatu gang tempat dia berjalan, lelaki ini mendapati sebuah rumah yang pintunya agak terbuka. Dengan insting pencurinya yang tajam ia dapat melihat dalam gelap bahwa pintu itu tidak itu, timbullah peperangan dalam hatinya untuk mencuri atau tidak. Itu adalah peluang yang baik untuk mencuri. Tapi, tidak. Ia sudah bertobat. Ia merasa tidak boleh mencuri tiba-tiba timbul bisikan aneh, “Jika kamu tidak mencuri mungkin akan ada pencuri lainnya yang belum tentu seperti kamu”.Dia pun berpikir. Sesaat kemudian maka diputuskan bahwa dia hendak memberitahukan/mengingatkan pemiliknya di dalam agar mengunci pintu rumahnya, karena sudah lewat tengah hendak memberi salam namun timbul kembali suara tadi “Hei pemuda! bagaimana kalau ternyata di dalam ada pencuri dan pintu ini ternyata adalah pencuri itu yang membuka, bila engkau mengucap salam … akan kagetlah dia dan bersembunyi, alangkah baiknya jika engkau masuk diam-diam dan memergoki dia dengan menangkap basahnya!”Ah.. benar juga, masuklah ia dengan tanpa suara… Ruangan rumah tersebut agak luas, dilihatnya berkeliling ada satu meja yang penuh makanan, timbul keinginannya untuk mencuri lagi. Namun segera ia sadar, “Tidak, aku tidak boleh mencuri lagi,” ia dengan hati-hati. Syukurlah tidak ada pencuri berarti dan memang sang pemilik yang lalai mengunci tinggal memberitahukan kepada pemilik rumah tentang kelalaiannya, tiba-tiba terdengar suara mendengkur halus dari sudut ruang. Ahh, ternyata ada yang tidur, mungkin sang pemilik dan sepertinya perempuan cantik. Baca Juga Tanpa dia sadari kakinya melangkah mendekati tempat tidur. Perasaannya berkecamuk, macam-macam yang ada dalam hatinya. Kecantikan, tidak lengkapnya busana tidur yang menutup sang wanita membuat timbul hasrat kotor dalam besarnya hingga keluar keringat dinginnya. Seakan jelas ia mendengar jantungnya berdetak kencang serta tak dia sangka, ia sudah duduk mematung disamping tempat tidur. “Tidak, aku tidak boleh melakukan ini aku ingin bertaubat dan tidak mau menambah dosa yang ada, tidak!” pikirnya ia memutar badannya untuk pergi. Akan ia ketuk dan beri salam dari luar sebagaimana tadi. Ketika akan menuju pintu keluar ia melalui meja makan. Tiba-tiba terdengar bunyi dari dalam perutnya. Si pencuri ini aneh tadi muncul lagi “Bagus hei pemuda yang baik, bagaimana ringankah sekarang perasaanmu setelah melawan hawa nafsu birahimu?”“Ada rasa bangga dalam hati si pencuri ini dapat berbuat kebaikan dan niat perbuatan pemberitahuan ini akan sangat terpuji,” pikir sang itu berkata Indahnya ajaran Islam dapat kita buktikan dengan cara sederhana. Misalnya, Allah tidak pernah memberatkan hamba-hamba-Nya dalam perkara ibadah. Ketika Allah memerintahkan kita untuk mengerjakan suatu amalan, maka Allah terlebih dahulu mengutus Rasul-Nya Shallallahu alaihi wasallam. Semuanya telah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, mulai dari perkara wajib hingga sunnah, dan juga lengkap dengan tata yang lebih sederhana lagi adalah perkara-perkara yang dilarang oleh Allah. Kita hanya dituntut untuk meninggalkannya. Perhatikan kaidah usul fikih berikut,الأصل في الأشياء الإباحة حتى يدل الدليل على التحريم“Hukum asal segala sesuatu adalah boleh, hingga datang dalil yang menyatakan keharamannya.”Lihatlah, ketika Allah melarang kita untuk meminum khamr dan sejenisnya, Allah pun telah menciptakan untuk kita air hujan, susu, madu, salju, air kelapa, dan berbagai jenis air yang halal untuk kita konsumsi. Begitu pula makanan, ketika Allah melarang beberapa jenis hewan untuk dimakan, Allah pun telah halalkan bagi kita jenis hewan yang jumlahnya jauh lebih banyak. larangan, kerjakan perintah semampunyaMeninggalkan maksiat karena Allah, jadilah hamba muliaKenalilah tingkatan maksiatTinggalkan larangan, kerjakan perintah semampunyaDari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.“Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka” HR. Bukhâri dan Muslim.Dari hadis di atas, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberitahukan bahwa segala hal yang Allah perintahkan, maka cukup mengerjakannya semampu kita. Akan tetapi, untuk larangan-larangan yang Allah larang, maka wajib secara totalitas kita tinggalkan. Tanpa banyak bertanya kenapa yang ini tidak boleh dan kenapa itu boleh. Cukup bagi kita meninggalkan segala hal yang dilarang itu dengan ikhlas lillahi ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menanyakan hal-hal yang jika diterangkan kepada kalian, niscaya menyusahkan kalian” QS. al-Mâidah 101.Baca Juga Perbedaan antara Bid’ah dan Maksiat Bag. 1Meninggalkan maksiat karena Allah, jadilah hamba muliaMenjauhi hal-hal yang haram karena Allah, akan menjadikan kita hamba Allah yang baik ibadahnya. Tentu saja, orang-orang beriman yang berusaha menjauhi segala larangan Allah dalam setiap peribadatannya, akan merasakan ketenangan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ“Sesungguhnya jika Engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik” HR. Ahmad 5 363.Allah juga akan mempermudah hamba-Nya melakukan amalan ibadah dengan perasaan yang bahagia, sehingga pada akhirnya akan menjadikan ibadah yang dilakukan semakin dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,اِتَّقِ الْمَحَارِمَ، تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ…“Takutlah Engkau kepada yang hal-hal yang haram, niscaya Engkau menjadi orang yang paling hebat ibadahnya” HR. Ahmad II/310, at-Tirmidzi no. 2305.Kenalilah tingkatan maksiatPada dasarnya, tidak ada toleransi bagi kita untuk bermaksiat kepada Allah dengan melakukan dosa. Kecuali pada kondisi tertentu yang disebut “mudhtor/مدضر” atau terpaksa karena membahayakan. Lima keadaan darurat yang menjadi pengecualian dharuriyyatul-khams, yaitu pada dîn agama, jiwa, keturunan, akal, dan karenanya, penting bagi kita untuk mengetahui dengan jelas apa-apa saja bentuk larangan Allah Ta’ala. Di antara larangan Allah tersebut adalah melakukan dosa-dosa besar. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,إِن تَجْتَنِبُوا۟ كَبَآئِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dosa-dosamu yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia surga” QS. An-Nisaa’ 31.Setelah itu ada juga batasan-batasan makanan, pakaian, dan pekerjaan, yang wajib berasal dari sumber yang halal. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا} وَقَالَ تَعَالَى {يَا أَيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌوَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ مُسْلِمٌ.“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik thayyib, tidak menerima kecuali yang baik thayyib. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal saleh’ QS. Al-Mu’minun 51. Dan Allah Ta’ala berfirman, Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu’ QS. Al-Baqarah 172. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul” HR. Muslim no. 1015.Kita juga mesti senantiasa menjaga diri dari perkara-perkara yang samar. Maksudnya perkara tersebut tidak jelas antara hal yang haram dan halal, atau biasa disebut syubuhat.Diriwayatkan dari Abu Abdillah An-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu anhuma, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِنَّ الحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الَحرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ أَلاَّ وِإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلَا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ – رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمٌ“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat –yang masih samar– yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan, dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya. Ingatlah, di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah, segumpal daging itu adalah hati jantung” HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599.Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita untuk selalu menambah ilmu agama yang mulia ini, sehingga darinya kita mengetahui perkara-perkara perintah dan larangan Allah. Mudah-mudahan dengannya pula kita dapat membedakan dengan jelas mana yang Allah halalkan dan haramkan, sehingga semakin mendekatkan diri kita kepada keridaan Allah Ta’ala. a’ Juga***Penulis Fauzan HidayatArtikel Skip to content HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam MENINGGALKAN SESUATU KARENA ALLAH TAALA MENINGGALKAN SESUATU KARENA ALLAH TAALA بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ MENINGGALKAN SESUATU KARENA ALLAH TAALA Di antara kaidah yang ditunjukkan oleh Alquran dan hadis Nabi ﷺ adalah, barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah ﷻ, maka Allah ﷻ akan menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, diceritakan tentang seorang lelaki dari penduduk kampung Arab Badui yang berkata أَخَذَ بِيَدِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ وَقَالَ ” إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللهِ إِلَّا أَعْطَاكَ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ “ “Rasulullah ﷺ memegang kedua tanganku. Beliau pun mulai mengajarkan aku dari ilmu yang Allah Ta’ala wahyukan kepada beliau. Nabi ﷺ berkata Sesungguhnya tidaklah Engkau meninggalkan sesuatu karena ketakwaan kepada Allah Ta’ala, kecuali Allah pasti akan memberikan sesuatu sebagai pengganti, pen. yang lebih baik darinya.” [HR. Ahmad no. 20739. Dinilai Sahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth] Allah ﷻ banyak menyebutkan hal ini di berbagai ayat dalam Alquran. Di antaranya adalah kisah tentang sahabat nabi dari kaum Muhajirin yang berhijrah bersama Nabi ﷺ ke kota Madinah dengan meninggalkan kampung halaman dan harta mereka di kota Makkah. Mereka juga meninggalkan berbagai kesenangan yang mereka miliki. Allah ﷻ pun kemudian mengganti dengan limpahan rezeki di dunia, dan kemuliaan untuk mereka radhiyallahu anhum. Nabi Ibrahim alaihis salaam meninggalkan ayah dan kaumnya, dan juga meninggalkan Sesembahan-sesembahan mereka selain Allah ﷻ. Lalu Allah ﷻ pun mengaruniakan Ishaq dan Ya’qub kepada beliau, serta anak keturunan yang saleh. Demikian pula Ash–Habul Kahfi, ketika mereka meninggalkan kaumnya dan Sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah ﷻ, maka Allah ﷻ pun menurunkan rahmat-Nya, dan menjadikan mereka sebagai sebab hidayah bagi orang-orang yang tersesat. Allah ﷻ berfirman وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ “Dan ingatlah kisah Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu kami tiupkan ke dalam tubuh-nya roh dari Kami. Dan Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda kekuasaan Allah yang besar bagi semesta alam.” [QS. Al-Anbiyaa’ 21 91] Maka barang siapa yang meninggalkan dorongan syahwatnya, maka Allah ﷻ akan ganti dengan rasa cinta kepada-Nya, manisnya beribadah hanya kepada-Nya, bertobat kepada-Nya, yang itu semua mengalahkan berbagai kelezatan duniawi. Referensi Disarikan dari kitab Al-Qowaa’idul Hisan Al-Muta’alliqatu bi Tafsiir Alquran, karya Syaikh Abdurrahman bin Naashir As-Sa’di rahimahullahu Taala, cet. Daar Thaybah tahun 1434, hal. 219-220 kaidah ke-69. Penulis M. Saifudin Hakim Sumber ══════ Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di WhatsApp +61 405 133 434 silakan mendaftar terlebih dahulu Website Email [email protected] Twitter NasihatSalaf Facebook Instagram NasihatSahabatCom Telegram Pinterest Related Posts Teks Jawaban Alhamdulillah. Di dalam lingkungan buruk yang dilahirkan oleh pengaruh budaya barat dan berbagai media informasi terhadap rumah tangga muslim, dan orang tua yang larut dalam berbagai pekerjaan Seperti pada sebagian keluarga, sang ibu keluar untuk bekerja, sedangkan ayah mengambil jam lembur, akhirnya mereka sangat jauh dari pendidikan anak-anak mereka. Jika berkumpul dengan anak-anaknya, mereka kehilangan rasa humornya, yang didengarkan oleh anak-anak hanyalah teriakan dan kata-kata keras, jauh dari kalimat kasih sayang, senyum manis atau candaan. Sebagian orang tua mengira bahwa hal tersebut merupakan cara terbaik untuk mendidik anak, bahkan menurut mereka merupakan prinsip dalam hal ini. "Pukullah anakmu untuk mendidiknya, maka dia akan menjadi anak beradab dan saleh." Ini merupakan kekeliruan dalam pendidikan. Mendidik anak dengan menggantung pecut untuk dilihat anggota keluarga, termasuk sunah, akan tetapi itu menjadikan sarana satu-satunya dalam masalah ini adalah pendapat yang tertolak. Metode-metode pendidikan harus digali dari wahyu yang mulia; Al-Quran dan Sunah. Syariat telah membawah segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia dan segala urusannya. Di antara metode tersebut adalah mendidik dengan memberikan kisah. Demikianlah, mendidik dengan kisah dan menyampaikan makna agar sensitif dan mewujudkan tujuan dengan contoh, merupakan metode yang paling baik dan paling banyak menghasilkan kesuksesan dan nyata, insya Allah. Demikianlah, kami dapatnya kenyataan bahwa memberikan nasehat dengan kisah sangat berpengaruh dalam jiwa anak. Semakin menarik orang yang bercerita dengan caranya yang khas, akan menarik perhatian sang anak dan mempengaruhinya, karena kisah memiliki pengaruh bagi orang yang membaca atau mendengarnya. Termasuk perkara yang tidak diragukan lagi bahwa kisah menarik dan rinci, akan membuat pendengarnya tertarik dan sampai ke dalam jiwa manusia dengan mudah. Karenanya, metode kisah mendatangkan manfaat yang lebih efektif. Kisah adalah sesuatu yang disukai orang dan memberikan kesan dalam jika serta selalu diingat. Bahakn saat masa kecil sekalipun, mereka cenderung suka mendengarkan kisah dan memasang pendengarannya untuk itu. Fenomena ini merupakan tabiat, selayaknya bagi para pendidik memanfaatkan hal ini dalam media pendidikannya, apalagi banyak media kita yang merusak anak-anak kita dengan menjadikan bintang-bintang film sebagai pahlawan. Tidak ada seorang bintang film pun kecuali mereka melakukan wawancara dengannya. Karenanya, hendaknya sang anak dikaitkan dengan para nabi Allah Azza wa Jalla. أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ سورة الأنعام 90 "Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka." QS. Al-An'am 90 Juga dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ سورة الأحزاب 21 "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu." QS. Al-Ahzab 21 Juga hendaknya mendidik mereka dengan akhlak para shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, إن لم تكونوا مثلهم فتشبهوا إن التشبه بالكرام فلاح "Jika kalian tidak dapat seperti mereka, maka serupailah mereka, sesungguhnya menyerupai mereka beruntung." Kisah merupakan sarana terbaik untuk meraih tujuan tersebut. Karenanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam sering mengisahkan kepada para shahabat kisah-kisah umat sebelumnya untuk mengambil pelajaran. Biasanya beliau awali dengan ucapan, "Dahulu orang-orang sebelum kalian." Kemudian beliau sampaikan kisahnya hingga selesai. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengambil sebuah manhaj rabbani, yaitu firman-Nya, فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ سورة الأعراف 176 "Maka ceritakanlah kepada mereka kisah-kisah itu agar mereka berfikir." QS. Al-A'raf 176 Apalagi kisah-kisah tersebut memiliki keistimewaan, berupa kenyataan dan mengandung kejujuran. Karena tujuannya adalah untuk mendidik jiwa, bukan sekedar bersenang-senang untuk dinikmati. Karena para shahabat dahulu menjadikan kisah sebagai bahan pelajaran. Darinya mereka mengambil pelajaran tentang prilaku yang memberikan manfaat untuknya dan orang-orang sesudahnya, di dunia dan akhirat. Akan tetapi, apakah media yang ada secara umum menggunakan metode ini, 'Mendidik dengan cerita" untuk meraih capaian pendidikan, atau apakah mereka adalah media penghancur, atau paling tidak media yang negatif? Sangat disayangkan, banyak yang bersikap negatif. Kisah-kisah yang ditayangkan dalam film kartun banyak terdapat larangan-larangan dan kemungkaran di dalamnya. Di antaranya 1- Kisah-kisah horor yang menimbulkan ketakutan. Kisah-kisah horor hanya melahirkan ketakutan, membuat jiwa kangen namun bercampur takut, berikutnya timbul sikap penakut dan pelik. Seperti beberap film tentang jin dan sebagainya. Kisah-kisah seperti ini dapat menghancurkan kepribadian, membunuh rangsangan berfikir di kalangan anak-anak, tidak membangun pribadi berani pada anak, justeru yang tumbuh adalah kepribadian penakut dan pengecut yang dikuasai rasa takut. Maka sang anak terus dibayangi oleh pikiran tersebut walaupun setelah film selesai. Kemudian sejak setelah pikirannya merekam kisah tersebut, sang anak terus berkhayal secara praktis bahwa ada jin-jin ifrit yang mengerubunginya di waktu gelap dan bahwa di sana ada penunggu tempat ini dan itu, dst. Seandainya setiap kita mengamati jiwanya, niscaya kita masih merekap kisah-kisah yang dibaca di waktu kecilnya. Wajib bagi kita untuk menumbuhkan sikap berani pada anak-anak kita agar kita dapat membangun umat yang berani. Bukan membentuk anak di atas sikap takut, sehingga kita akan membangun umat yang lemah. 2. Kisah populer yang mengandung nilai bertentangan dengan akhlak. Misalnya adalah kisah tarzan, Superman, detektif yang mengandung nilai kemanusiaan namun menjadikan kekerasan sebagai solusi dan kekuatan fisik sebagai faktor utama dalam menunantaskan masalah. Misalnya, menyampaikan kisah tarzan yang dibesarkan di tengah-tengah hewan dan tidak mengetahui pemecahan masalah selain kekuatan fisik. Cara berfikir seperti ini akan meruntuhkan prilaku logika sang anak kepada prilaku permusuhan, tanpa menggunakan akal. Penting menyampaikan kisah yang dapat melatih pertumbuhan anak untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan akal ketimbang kekuatan fisik. 3. Kisah yang menumbuhkan simpati terhadap kekuatan buruk atau mengagungkannya. Kisah yang dapat membangkitkan simpati terhadap kekuatan buruk atau mengagungkannya, seperti keburukan yang menang terhadap kebaikan, orang zalim yang menang atas orang yang dizalimi, penjahat terhadap polisi. Mereka menyampaikan hal ini dengan dalih untuk menyingkap prilaku menyimpang terhadap anak, seperti orang yang berdusta terhadap anak-anaknya, lalu dia mengatakan bahwa itu adalah dusta putih, padahal kenyataannya hal tersebut hanya membuat sang anak terdidik untuk berdusta, karena tidak ada yang namanya dusta putih atau hitam. Adapun terkait dengan membangkitkan simpati terhadap kekuatan-kekuatan keburukan dan membelanya, hal tersebut akan menjadikan sang anak memiliki prilaku salah agar dirinya tetap menjadi pihak yang menang. Contoh dari kisah seperti ini adalah kisah Superman, Manusia besi, Glandizers, dll. 4- Kisah yang mencela dan menghina pihak lain. Kisah-kisah yang berisi celaan terhadap pihak lain, mengatur perangkap dan menyakiti mereka. Misalnya mencela karena kecacatannya atau kekurangan pada fisiknya seperti dalam mengucapkan sesuatu, atau mengelabui pihak yang lebih besar atau menimpakan celaka kepada orang buta seperti dengan memasang perangkap untuknya atau lainnya tanpa menjelaskan kekeliruan dari perbuatan orang yang salah atau perbuatan mereka yang memasang perangkap. Di antara kisah yang terkenal dalam menumbuhkan pemikiran keliru dari sisi pendidikan adalah film Tom and Jerry. Film ini, meskipun sangat terkenal dari masa ke masa, namun sangat tidak mendidik. Melalui film ini akan masuk dalam benak sang anak sebuah prilaku keliru, sang anak mengikutinya untuk meraih kesenangan melalui siapa yang ada disekelilingnya sedangkan dirinya berada di atas pihak yang lain. Begitu pula film yang merendahkan orang berkulit hitam yang dapat menyebabkan sikap merendahkan ras berkulit hitam. Hal ini akan mewariskan sikap dengki dan kebencian dikalangan anak-anak dan meletakkan dasar-dasar perpecahan dan pertikaian, bukan persatuan dan kasih sayang. Inilah sedikit catatan tentang kenyataan dari film-film yang dikonsumsi anak yang seharusnya berisi pesan-pesan pendidikan. Mungkin sebagian orang akan mengatakan bahwa kisah yang cocok disampaikan kepada anak-anak masih sedikit dan tidak bermanfaat. Padahal kita mendapatkan dalam Al-Quran dan Sunah banyak kisah-kisah yang bagus. Berikut sebagian dari kisah yang cocok untuk anak-anak; 1- Kisah Yunus di perut ikan Hiu. 2- Kisah Abu Hurairah bersama setan. 3- Kisah kayu sang peminjam 4- Kisah tiga orang yang terjebak dalam goa. 5- Kisah Ashabul Ukhdud 6- Kisah Anas dengan rahasia Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. 7- Kisab Abdullah bin Umar bersama sang penggembala…. "Katakan kepadanya, kambingnya dimakan srigala." 8- Kisah Ibunya Musa. 9- Kisah Umar dengan penjual susu. 10- Kisah Nabi Yusuf. 11- Kisah Muaz dan Mi'waz. 12- Kisah Qubbarah 13- Kisah perang Jamal. 14- Kisah pemilik selendang. 15- Kisab Ibnu Umar dan pohon korma. Bagaiman kita menyesuaikan kisah dengan realita? Bagaimana kita mendidik anak-anak kita untuk taat kepada kedua orang tua dan mengambil manfaat dari kisah-kisah dengan benar? Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Ada tiga orang dari umat sebelum kalian melakukan perjalanan, lalu mereka masuk ke dalam goa untuk berteduh di sana. Tiba-tiba ada batu besar yang runtuh dari atas gunung dan menutup pintu goa. Mereka berkata, "Kalian tidak dapat selamat dari batu ini kecuali kalian berdoa dengan perantara amal-amal saleh kalian." Lalu salah seorang dari mereka berdoa, "Ya Allah, dahulu saya memiliki kedua orang tua yang sudah renta. Saya tidak memberi minuman di malam hari untuk keluarga saya atau hewan ternak saya, sebelum saya memberi minuman untuk keduanya. Suatu saat saya ada keperluan hingga pulang larut dan belum sempat saya beri minum. Maka saya buatkan minuman untuk mereka, namun ternyata saya dapatkan mereka telah tertidur. Saya tidak ingin memberikan minum kepada keluarga dan hewan ternak saya sebelum saya memberikan minum untuk keduanya, maka saya tunggu mereka bangun dari tidur sambil memegangi wadah minuman tersebut. Saya pun tidak ingin membangunkan keduanya, sementara anak-anak saya menangis-nangis kelaparan dan memegangi kaki saya. Begitu seterusnya hingga terbit fajar. Kemudian terbit fajar, lalu aku membangunkan keduanya dan memberinya minum. "Ya Allah, jika aku melakukan hal itu karena mengharap wajah-Mu, lepaskanlah kami dari batu ini." Lalu batu itu bergeser sedikit, namun mereka belum dapat keluar darinya. Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Yang lain berkata, ya Allah, dahulu ada puteri pamanku yang sangat aku cintai, lalu aku ingin berbuat zina dengannya, namun dia menolaknya. Hingga suatu saat terjadi musim paceklik. Maka dia datang untuk meminta bantuan, maka aku memberikannya 120 dinar dengan syarat dia menyerahkan dirinya kepadaku. Maka dia bersedia. Hingga ketika aku dapat melakukan apa yang aku inginkan terhadapnya, dia berkata, 'bertakwalah kepada Allah, cincin tidak boleh dilepas kecuali oleh orang yang berhak."Maka akupun takut melakukan perbuatan itu, lalu aku tinggalkan dia padahal dia adalah orang yang paling aku cintai. Aku tinggalkan pula emas yang telah aku berikan kepadanya. "Ya Allah, jika aku melakukan hal tersebut semata untuk mengharap wajah-Mu, maka bebaskan aku dari apa yang aku alami ini." Lalu batu itu bergeser dua pertiganya, namun mereka masih telah belum dapat keluar. Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Yang ketiga berkata, 'Ya Allah, dahulu aku menyewa beberapa orang pekerja, lalu aku berikan upah mereka masing-masing kecuali satu orang yang meninggalkannya begitu saja. Maka upahnya tersebut aku investasikan hingga berkembang. Lalu sekian lama kemudian orang itu datang kepadaku dan berkata, 'Wahai fulan, berikan upahku.' Maka aku katakan kepadanya, 'Semua yang engkau lihat berupa onta, sapi, kambing dan budak adalah upahmu." Maka orang itu berkata, 'Wahai Abdullah, jangan meledek aku,' Aku berkata, 'Sungguh aku tidak meledekmu." Lalu orang itu mengambil semua haknya tanpa menyisakan sedikitpun. "Ya Allah, jika aku lakukan semua itu karena berharap wajah-Mu, maka bebaskanlah aku dari apa yang aku alami ini." Lalu batu itu bergerak sehingga akhirnya mereka dapat keluar meninggalkan tempat tersebut. Pelajaran dari kisah ini Allah Ta'ala berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ سورة المائدة 35 "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." QS. Al-Maidah 35 Qatadah berkata, "Bertaqarrublah kepada-Nya dengan mentaati-Nya dan beramal dengan sesuatu yang Dia ridhai." 1- Amal saleh yang dilakukan diwaktu senang, dapat dimanfaatkan seseorang di waktu sulit. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jagalah Allah, Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenali Allah di waktu senang, Dia akan mengenalimu di waktu sulit." 2- Seorang muslim wajib kembali kepada Allah semata dalam doanya, khususnya ketika sedang mengalami musibah. Termasuk syirik besar adalah berdoa kepada orang mati yang telah tiada. Allah Ta'ala berfirman, وَلاَ تَدْعُ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَنفَعُكَ وَلاَ يَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ "Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat yang demikian, itu, Maka Sesungguhnya kamu kalau begitu Termasuk orang-orang yang zalim." QS. Yunus 106 Yang dimaksud orang-orang zalim adalah orang-orang musyrik. 3- Disyariatkannya tawasul kepada Allah dengan amal saleh. Hal ini sangat bermanfaat, khususnya saat mengalami bencana berat. Sebaliknya, tidak disyariatkan bertawasul dengan dzat atau kedudukan makhluk tertentu. 4- Cinta kepada Allah harus didahulukan daripada cinta terhadap apa yang dikehendaki hawa nafsu. 5- Siapa yang meninggalkan zina dan kemungkaran karena takut kepada Allah, maka Allah akan selamatkan dari bencana. 6- Siapa yang menjaga hak-hak para pekerja, Allah akan melindunginya di waktu sulit dan selamatkan dirinya dari ujian. 7- Berdoa kepada Allah disertai tawasul dengan amal saleh dapat menyingkirkan batu. 8- Berbakti kepada orang tua dan memuliakan keduanya melebih isteri dan anak-anak. 9- Hak orang yang disewa harus diperhatikan. Jangan menunda-nunda pembayaran. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, أعطوا الأجير حقه قبل أن يجف عرقه "Berikan hak para pegawai sebelum keringat mereka kering." 10. Disunahkan mengembangkan harta pegawai yang dia tinggalkan. Ini adalah amal mulia dan masih merupakan hak pegawai tersebut. 11. Syariat sebelum kita adalah syariat kita jika hal itu dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam bentuk pujian dan tidak ada petunjuk yang menghapusnya. Kisah ini disampaikan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada kita dalam rangka memuji ketiga orang tersebut agar kita dapat meneladani mereka. 12. Dituntutnya keikhlasan dalam beramal, karena setiap dari mereka berkata, "Ya Allah, jika aku melakukan hal itu karena mengharap wajah-Mu, maka selamatkan kami dari apa yang kami alami." 13- Ditetapkannya sifat 'wajah' bagi Allah subhaanahu wa ta'ala tanpa bermaksud menyerupai. Allah Ta'ala berfirman, "Tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya. Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat." Berikutnya kisah kayu sang peminjam yang amanah. Perhatikanlah bagaiman kita dapat mendidik anak-anak kita agar memiliki sifat amanah dan mengembalikan amanah melalui penyampaian cerita berikut? Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam Shahihnya, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau menyebutkan bahwa seseorng dari Bani Israil meminta pinjaman kepada salah seorang dari Bani Israil sebanyak seribu dinar. Lalu orang itu berkata, "Hadirkan beberapa orang saksi yang menyaksikan ini." Maka dia berkata, "Cukuplah Allah sebagai saksi." Lalu dia berkata, "Hadirkan orang yang dapat memberikan jaminan." Dia berkata, "Cukuplah Allah sebagai jaminan." Maka dia berkata, "Engkau benar." Dia ridha dengan jaminan Allah, menunjukkan keimanan orang yang memberi hutang dan keyakinannya terhadap Allah Azza wa Jalla. Lalu dia memberinya seribu dinar untuk jangka waktu tertentu. Kemudian sang peminjam berlayar untuk suatu keperluan. Kemudian saat hendak kembali, dia mencari perahu yang dapat mengantarnya pulang unutk melunasi hutang pada waktunya. Namun dia tidak mendapatkan perahu. Maka dia mengambil sebatang perahu, lalu melobanginya, kemudian dia memasukkan uang seribu dinar dan sehelai surat kepada pemberi hutang. Kemudian lobang kayu tersebut dia tutup. Lalu dia pergi ke pantai dan berkata, "Ya Allah, sungguh Engkau tahu bahwa aku meminjam dari si fulan sebanyak seribu dinar. Dia telah memintaku untuk menghadirkan penjamin, lalu aku katakan 'Cukuplah Allah sebagai penjamin, lalu dia ridha Engkau sebagai penjamin." Kemudian dia meminta saksi kepadaku, maka aku katakan kepadanya, "Cukuplah Allah sebagai saksi." Lalu dia ridha dengan hal itu. Kini aku tidak mendapatkan kapal yang mengantarkan aku kepadanya, sehingga aku tidak mampu melunasi hutang kepadanya. Maka aku titipkan kepada Engkau uang ini Lalu dia lemparkan kayu berisi uang tersebut hingga dia terapung di tengah lautan. Dia melemparkannya dengan keyakinan dan tawakal kepada Allah serta hatinya tenang bahwa dirinya telah menitipkan sesuatu kepada Dzat yang tidak akan menyia-nyiakan titipannya. Kemudian orang itu kembali mencari-cari kapal yang dapat membawanya keluar dari negeri tersebut. Sementara itu orang yang memberinya hutang pergi ke pantai untuk melihat-lihat apakah ada kapal yang datang membawa orang yang meminjam hartanya. Ternyata dia kemudian mendapatkan sebongkah yang kayu yang didalamnya terdapat uang tersebut. Lalu dia mengambilnya dan dibawa ke keluarganya untuk dijadikan kayu bakar. Ketika dia hendak memotong kayu tersebut dengan gergaji, ternyata dia dapatkan uang tersebut dan suratnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Kemudian orang yang meminjam tadi datang dengan membawa uang seribu dinar, lalu dia berkata, 'Demi Allah, sebelum ini aku tidak mendapatkan kapal yang dapat mengantarkan aku untuk membayar hutangmu." Lalu si pemberi hutang berkata, "Apakah engkau telah mengirim sesuatu untukku." Dia berkata, "Aku sudah kabarkan bahwa aku tidak mendapatkan kapal untuk mengantarkan aku kepadamu." Maka orang itu berkata, "Sesungguhnya Allah telah mengirimkan uang tersebut yang terdapat di dalam kayu yang engkau kirim. Bawalah kembali uangmu yang seribu dinar tersebut." Maksudnya adalah bahwa ketika orang yang berhutang dapat kembali ke negerinya, dia segera mendatangi orang yang memberinya hutang dan membawa uang sebanyak seribu dinar yang lain. Karena dia khawatir, uang yang dikirim melalui kayu tidak sampai kepadanya. Maka ketika bertemu dia langsung meminta maaf dan menjelaskan keterlambatannya dalam melunasi hutangnya tepat waktu. Maka orang yang memberi hutang tersebut mengabarkan bahwa Allah Azza wa Jalla yang dijadikan orang tersebut sebagai saksi dan penjaminnya telah melunaskan hutang untuknya pada waktunya yang tepat. Dalam hadits ini juga terdapat pelajaran tawakal kepada Allah. Siapa yang benar tawakalnya, Allah akan berikan jaminan kemenangan dan pertolongan. Di zaman yang sangat materialis ini dan ketergantungan manusia dengan sebab, kecuali siapa yang Allah berikan rahmat, manusia sangat membutuhkan sikap untuk memperbarui keyakinannya kepada Allah dan bersandar kepadanya dalam memenuhi kebutuhannya dan menyingkirkan musibah. Kadang seseorang bergantung dengan sebab dan tunduk kepadanya serta lupa dengan sumber yang memberi sebab yang di tangan-Nya segala urusan. Dia pemilik langit dan bumi. Karena itu kita dapatkan bahwa Allah Ta'ala dalam banyak tempat di Kitab-Nya menjelaskan masalah ini, seperti dalam firman Allah Ta'ala, وكفى بالله شهيدا سورة الفتح 28 "Dan cukuplah Allah sebagai saksi." QS. Al-Fath 28 وكفى بالله وكيلا سورة الأحزاب 3 "Dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara." QS. Al-Ahzab 3 أليس الله بكاف عبده سورة الزمر 36 "Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya." QS. Az-Zumar 36 Semua itu bertujuan untuk mengokohkan nilai ini dalam jiwa, agar tidak dilupakan dalam arus kehidupan. Lalu sunah mengisahkan kepada kita tentang kedua orang tersebut dari umat terdahulu yang telah memberikan contoh yang sangat baik tentang makna ini. Kisah ini menunjukkan bahwa Allah sangat sayang dan menjaga hamba-Nya. Dia juga sangat melindungi hamba-Nya jika dia bertawakal kepadanya dan menyerahkan urusannya kepada-Nya serta lebih mendahulukan tawakal kepadanya dalam memenuhi kebutuhan-Nya. Maka seseorang harus selalu berbaik sangka, karena jika dia berbaik sangka, Allah akan lebih cepat kebaikannya kepadanya. Jika perkiraannya selain itu, maka dia telah berburuk sangka kepada Tuhannya. Sesungguhnya, jika seorang hamba telah mencapai puncak zuhud, akan melahirkannya sifat tawakal Jika engkau tawakal, maka yakinlah kepada Tuhanmu, dengan apa yang akan diraih dari yang kamu inginkan. Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda, لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا . "Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberikan rizki sebagaimana burung diberikan rizki, berangkat di pagi hari dengan perut kosong, kembali di sore hari dengan perut kenyang." ...وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً سورة الطلاق 3 "Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." QS. Ath-Thalaq 3 Demikian pula halnya dengan kisah yang mengajarkan sifat amanah ini. Kisah Sekantong Emas Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, seseorang membeli tanah dari orang lain. Ternyata si pembeli bahwa di tanahnya terdapat emas!! Pembeli berkata kepada si penjual Ambillah emasmu dari aku, sesungguhnya aku hanya membeli tanahmu dan tidak membeli emasmu. Penjual Sesungguhnya yang aku jual adalah tanah dan apa yang terdapat di dalamnya. Akhirnya keduanya meminta ketetapan hukum seorang hakim. Hakim Apakah kalian memiliki anak? Salah seorangnya berkata, "Saya punya anak laki-laki." Yang satunya berkata, "Saya punya anak perempuan." Maka hakim berkata, "Nikahkan anak laki-laki tersebut dengan anak perempuan tersebut, lalu berikan itu semua kepada mereka berdua." Maka keduanya bersadaqah. Pelajaran dari kisah itu 1- Menunaikan amanah merupakan tuntutan, berdasarkan firman Allah Ta'ala, إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا سورة النساء 58 "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya." QS. An-Nisa 58 3- Disyariatkannya meminta keputusan hukum kepada orang yang mengetahui Al-Quran dan Sunah. Jangan pergi ke pengadilan sipil yang hanya menghabiskan waktu dan harta. Ini sebagai pengamalan atas firman Allah Ta'ala, فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ سورة النساء 59 "Kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Quran dan Rasul sunnahnya." QS. An-Nisa 59 4- Siapa yang ridha dengan pemberian Allah, maka dia menjadi orang yang paling kaya. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, a. "Ridhailah pembagian Allah terhadapmu, maka engkau menjadi orang yang paling kaya." b. "Bukanlah orang kaya karena banyak harta benda, tapi orang yang kaya itu kaya jiwa." 5. Rejeki yang telah ditetapkan pasti akan sampai kepada anda sesuatu waktu dan kadarnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لو أن ابن آدم هرب من رزقه كما يهرب من الموت لأدركه رزقه كما يدركه الموتقال الشيخ الألباني رحمه الله رواه الطبراني في الأوسط والصغير بإسناد حسن "Seandainya Anak Adam lari dari rizikinya sebagaiman dia lari dari kematian, niscaya rizkinya akan mendapatinya sebagaimana kematian akan mendapatinya." Syekh Al-Albani rahimahullah berkata, 'Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu'jam Al-Usatsh dan Ash-Shagir, dengan sanad hasan' 1-Setiap muslim hendaknya merasa cukup dengan harta yang halal dan meninggalkan yang haram serta mengangankan apa yang bukan haknya disertai dengan upaya mencari sebab untuk mendapatkan rizki. Dan bahwa sesungguhnya amal saleh akan mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Bertakwalah kalian kepada Allah dan bersungguh-sunggulah dalam meminta." 2-Hukum yang adil akan mendatangkan keridhaan dua belah pihak. 3-Tidak mengangankan sesuatu yang bukan haknya. Bagaimana kita mendidik anak-anak kita agar merasa selalui diawasi Allah? Kisah Ibnu Umar dan Seorang Penggembala Kisah ini disebutkan oleh Ibnu Jauzi rahimahullah dalam Kitab Sifatush-Shafwa, 2/188. Nafi berkata, "Aku pergi bersama Ibnu Umar ke beberapa daerah di pinggir kota. Ikut pula beberapa orang, lalu mereka membuka hidangan untuk makan. Kemudian seorang anak penggembala melewati mereka. Maka Ibnu Umar berkata kepadanya, "Ayo nak, mari makan." Anak tersebut berkata, "Saya sedang puasa." Lalu Ibnu Umar berkata, "Pada hari panas seperti ini sedangkan engkau sedang menggembala kambing di antara pegunungan, engkau berpuasa?" Sang anak menjawab, "Aku ingin memanfaatkan waktu yang senggang." Ibnu Umar terpesona dengan anak tersebut, lalu dia berkata, "Apakah engkau bersedia menjual seekor kambing dari gembalamu, lalu akan kami sembelih dan kamu akan kami berikan makan dengan dagingnya lalu kami akan berikan uangnya." Dia berkata, "Ini bukan milik saya, tapi milik tuan saya." Ibnu Umar berkata, "Bukankah engkau dapat mengatakan kepadanya bahwa seekor srigala telah memangsanya." Lalu sang anak tersebut pergi sambil mengangkat jarinya ke langit seraya berkata, "Di mana Allah?" Maka Ibnu Umar selalu mengulang-ulang perkataan, "Si penggembala berkata, 'Di mana Allah?'. Maka setelah tiba di Madinah, beliau mengirim utusan kepada tuan anak tersebut untuk membeli budak tersebut beserta gembalanya, lalu sang budak dimerdekakan dan hewan ternaknya diberikan Allah merahmatinya." Sifatu Ash-Shafwah, 2/188 Kisah ini mengandung pelajaran yang banyak, di antaranya; -Seruan bersikap dermawan. Ibnu Umar tidak hanya hendak makan-makan dengan teman-temannya tanpa mengajak sang penggembala yang lewat di depannya. Tapi dia mengajaknya untuk makan bersama mereka. Maka seorang anak yang dermawan, jika dia membawa makanan ke sekolah, atau saat berwisata, maka dia seharusnya mengajak teman-temannya dan menawarkan mereka untuk makan bersama. -Begitu pula dalam hal puasa, sang anak meskipun sedang melakukan pekerjaan yang berat di hari yang panas, akan tetapi dia tetap mencari pahala untuk persiapan di hari perhitungan dan pembalasan. -Ibnu Umar menguji amanah sang anak dan dia sangat kagum dengan jawabannya. Bahkan diriwayatkan dia menangis saat sang anak mengangkat jarinya ke langit seraya berkata, 'Di mana Allah?' -Adapula pelajaran lain yang sang bermanfaat, yaitu membangun hubungan kepada Allah, rasa takut kepada-Nya baik sendiri maupun ramai, menumbuhkan perasaan selalu diawasi dalam diri. Sebagaimana ungkapan sang penyair إذا ما خلوت الدهر يوماً فلا تقل خلوت ولكن قل عليَّ رقيب ولا تحسبن الله يغفل سـاعـةً ولا أن ما تُخفي عليه يغيب "Jika engkau sedang sendiri, jangan katakan aku sedang sendiri, akan tetapi katakan, aku ada yang mengawasi. Jangan kau kira Allah lalai walau sesaat, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya apa yang engkau sembunyikan. Demikian pula dengan perkataan Ibnu Sammad; Wahai orang pendosa, tidakkan engkau malu kepada Allah saat sendiri dan yang keduanya adalah Allah.. Engkau terpedaya hingga tidak tunduk kepada Tuhanmu yang menunda balasannya dan menutup aibmu sepanjang keburukanmu. Dalam kisah ini juga terdapat pelajaran bahwa kesudahan yang baik adalah bagi orang yang memiliki sifat-sifat penggembala tersebut. Penggembala yang disebutkan dalam kisah tersebut adalah seorang pekerja yang makan dari hasil keringat sendiri dengan menggembala kambing. Selain itu dia tetap taat beribadah dengan berpuasa di siang hari yang panas. Diapun amanah, selalu merasa terawasi Allah dalam jiwanya, hubungannya kepada Allah kuat. Karena itu dia menolak pemasukan yang haram, padahal dia dapat dengan mudah mendapatkannya. Namun dia tidak memanfaatkan amalnya dan menggadaikan amanahnya serta tidak mencurinya. Maka Allah ganti sikapnya dengan kebaikan berupa pembebasan dirinya dari perbudakan oleh Ibnu Umar dan dibelikan kambing untuknya. Dari seorang budak penggembala kambing, kini seorang merdeka memiliki harta yang banyak. Ini merupakan kebaikan yang besar. Hendaknya sang anak dididik dengan nilai-nilai tersebut, "Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, Dia akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya." Ini merupakan prinsip yang jika telah tertanam pada diri sang anak sejak kecil, niscaya akan menghindarinya dari berbagai kemunkaran dan perkara haram ketika dia sudah besar. Mendidik Anak Agar tidak Menipu Ketika Umar radhiallahu anhu pada masa kekuasannya melarang mencampur laban susu dengan air, suatu malam dia mengelilingi kota Madinah. Kemudian dia bersandar di sebuah dinding untuk beristirahat. Ternyata seorang wanita sedang berpesan kepada puterinya untuk mencampur laban dengan air. Maka sang puteri tersebut berkata, 'Bagaimana aku mencampurnya sedangkan Amirul Mukminin melarang hal tersebut." Lalu wanita tersebut berkata, "Amirul Mukminin tidak mengetahuinya." Maka sang anak menjawab, "Jika Umar tidak mengetahuinya, maka Tuhannya Umar mengetahuinya. Aku tidak akan melaksanakannya selama hal tersebut telah dilarang." Ucapan sang anak perempuan tersebut sang berkesan di hati Umar. Maka di pagi harinya dia memanggil puteranya bernama Ashim, lalu dia ceritakan kejadiannya dan dia beritahu tempatnya, kemudian dia berkata, "Pergilah wahai anakku, nikahilah anak tersebut." Maka akhirnya Ashim menikahi puteri tersebut, dan dari perkawinan tersebut, lahirlah Abdu Aziz bin Marwan bin Hakam, kamudian darinya lahir Umar bin Abdul Aziz. Di antara pelajaran dalam kisah ini 1- Kesungguhan kalangan salaf dalam mendidik anak-anak mereka. 2-Selalu merasa diawasi Allah dalam sepi dan ramai. 3-Tidak mengapa memberikan nasehat kepada kedua orang tua. 4-Memilihkan suami atau isteri yang saleh bagi anak laki maupun perempuan. Bagaimana kita mendidik anak-anak agar menjauhi kezaliman? Imam Bukhari rahimahullah telah meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu anha, dia berkata, "Seorang wanita hitam milik salah seorang penduduk Arab masuk Islam. Dia memiliki tempat bermalam di masjid. Dia biasanya berbincang-bincang dengan kami. Jika selesai, dia membaca sebuah syair Hari saat selendang menunjukkan keagungan Tuhan kami Dengan itu, aku selamat dari negeri kufur Ketika syair itu sering dia bacakan, maka Aisyah bertanya kepadanya, "Apakah hari selendang itu?" Dia berkata, "Suatu hari anak-anak tuanku pergi dengan membawa selendang dari kulit. Kemudian selendang itu disambar burung gagak yang menyangkanya sebagai daging. Lalu dia membawanya pergi. Ternyata mereka menuduhku mencuri selendang tersebut. Lalu mereka menyiksaku hingga taraf mereka memeriksa qubul aku. Ketika mereka di sekitar aku yang sangat menderita, tiba-tiba burung gagak itu datang dan menjatuhkan selendang itu di atas kepala kami, lalu mereka mengambilnya. Maka aku katakan kepada mereka, "Itulah yang kalian tuduh aku mencurinya, sedangkan aku bebas dari perbuatan tersebut." HR. Bukhari, Fathul Bari, no. 3835 Pelajaran dari cerita tersebut Dalam hadits terdapat pelajaran manfaat keluar dari negeri yang seseorang mendapatkan cobaan di dalamnya. Dengan harapan, di negeri yang baru dia mendapatkan suasana lebih baik sebagaimana yang terjadi pada wanita tersebut. Sebagaimana hal itu Allah kabarkan, ومن يهاجر في سبيل الله يجد في الأرض مراغماً كثيراً وسعة سورة النساء 100 "Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak." QS. An-Nisa 100 2- Doa orang yang dizalimi itu dikabulkan, walaupun dia kafir. Karena berdasarkan susunan cerita, dia baru menyatakan masuk Islam setelah dirinya berada di Madinah. 3- Dibolehkan menginap dan tidur siang bagi orang yang tidak memiliki tempat tinggal, baik laki-laki maupun perempuan dengan syarat aman dari fitnah. Boleh juga menggunakan naungan di masjid seperti kemah dan semacamnya. Bagaimana kita mengajarkan anak-anak untuk berlindung dari setan? Kisab Abu Hurairah bersama setan. Imam Bukhari rahimahullah berkata, "Dari Abu Hurairaih radhiallahu anhu, dia berkata, 'Aku ditugaskan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menjaga harta zakat Ramadan. Lalu ada seseorang datang dan mengambil makanan tersebut, maka aku menangkapnya. Aku katakan kepadanya, 'Aku adukan engkau kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.' Orang itu berkata, 'Saya membutuhkannya, saya memiliki keluarga dan sangat kesulitan." Abu Hurairah berkata, 'Maka aku lepaskan dia. Lalu di pagi hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata, 'Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu malam tadi?' Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, dia mengadukan kebutuhannya yang sangat dan memiliki keluarga, maka aku kasihan kepadanya lalu aku lepaskan.' Lalu beliau berkata, 'Dia itu dusta, dan akan kembali lagi.' Maka akupun jadi tahu dia bakal kembali berdasarkan perkataan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa dia akan kembali. Lalu aku mengintainya, kemudian datanglah orang itu dan mengambil makanan, lalu aku menangkapnya. Maka aku katakan kepadanya, 'Aku akan laporkan engkau kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dia berkata, 'Lepaskan aku, aku sangat membutuhkan dan memiliki tanggungan keluarga. Aku tidak akan kembali lagi.' Maka aku kasihan terhadapnya, lalu akupun melepaskannya. Di pagi harinya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku, 'Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu,' Aku berkata, 'Ya Rasulullah, dia mengadukan tentang kesulitannya dan tanggungannya. Maka aku kasihan kepadanya, lalu akupun melepaskannya.' Beliau berkata, "Dia itu dusta kepadamu, dan dia akan kembali." Maka akupun mengintainya untuk ketiga kali. Lalu orang itu datang mengambil makanan kembali. Maka akupun menangkapnya, lalu aku katakan kepadanya, 'Aku akan laporkan engkau kepada Rasulullah, ini yang ketiga dan terakhir kali. Engkau berjanji tidak kembali namun ternyata kembali. Lalu dia berkata, "Lepaskan aku, akan akan mengajarkanmu bacaan yang akan Allah jadikan bermanfaat bagimu dengannya.' Aku berkata, 'Apa itu?' Dia berkata, 'Jika engkau hendak tidur, bacalah ayat kursi, "Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuum.....hingga selesai.' Maka engkau akan selalu dijaga Allah dan tidak didekati setan hingga pagi harinya. Maka akupun melepaskannya. Lalu di pagi harinya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepadaku, "Apa yang dilakukan tawananmu tadi malam?' Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, dia mengajarkan aku bacaan yang menurutnya akan Allah jadikan bermanfaat terhadapku, maka akupun melepaskannya.' Dia berkata, 'Apa itu?' Aku katakan, 'Jika engkau hendak tidur bacalah ayat Kursy, dari awal hingga akhir, 'Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum...' lalu dia berkata, engkau selalu akan dilindungi Allah dan tidak akan didekati setan hingga pagi.' Sementara mereka para sahabat adalah orang yang sangat gemar dengan kebaikan. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, 'Kali ini dia benar kepadamu, tapi asalnya dia adalah pendusta. Tahukah engkau wahai Abu Hurairah, siapa yang engkau ajak bicara sejak tiga hari ini?' Dia berkata, 'Tidak' Beliau bersabda, 'Itu adalah setan.' Demikianlah kita dapatkan ikhwah dan akhawat sekalian, salah satu episode pertarungan antara seorang muslim dengan setan. Dan terjadi pada sejumlah shahabat, seperti yang dialami oleh Abu Hurairah radhiallahu anhu. Dalam cerita ini memberikan banyak petunjuk, di antaranya; 1- Setan boleh jadi mengetahui apa yang bermanfaat bagi kaum muslimin. 2- Kebaikan boleh jadi diketahui makhluk durhaka, akan tetapi dia tidak dapat mengambil manfaatnya, karena dia tidak mengamalkannya. Akan tetapi kebaikan itu boleh diambil darinya. 3- Seseorang boleh jadi mengetahui sesuatu, akan tetapi dia tidak dapat mengambil manfaat darinya mengetahui sesuatu dan tidak mengamalkannya. 4- Setan boleh jadi benar dan membenarkan sebagian dari yang dibenarkan orang beriman, namun demikian, dia tidak beriman. 5- Seorang pendusta boleh jadi suatu saat dia benar, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, "Dia benar kepadamu, walaupun dia adalah pendusta." 6- Kebiasaan setan adalah dusta, jarang sekali dia berkata benar. Istilah كذوب adalah untuk menunjukkan mubalaghah sangat. 7- Setan dapat berbentuk dalam bentuk yang memungkinkan manusia untuk melihatnya. Karena Allah berfirman dalam Kitab-Nya, إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لا تَرَوْنَهُمْ .. سورة الأعراف 27 "Sesungguhnya ia Iblis dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka." QS. Al-A'raf 27 Setan dan bangsanya dapat melihat kalian manusia, sedangkan kalian manusia tidak dapat melihat mereka. Lalu bagaimana Abu Hurairah dan para shahabat dapat melihat mereka? Yaitu ketika mereka berubah wujudnya dalam wujud yang lain selain rupa dasar yang Allah ciptakan mereka. Maka ketika itu kita dapat melihatnya. Adapun dalam wujud dasarnya, tidak mungkin kita dapat melihatnya. 8- Seseorang yang mendapat tugas memelihara sesuatu dikatakan wakil. Maka dia diperintahkan untuk menjaga dan memperhatikannya. 9- Jin dapat makan makanan manusia. Firman Allah Ta'ala, وَشَارِكْهُمْ فِي الأَمْوَالِ وَالأَوْلادِ .. سورة الاسراء 64 "Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak.." QS. Al-Isra 64 Makanan termasuk bagian dari harta. Maka jika anda ingin agar setan tidak ikut serta dalam makanan anda, hendaknya anda membaca basmalah saat makan, lalu menutup makanan dan katakana bismillah. Karena setan akan memakan makanan dan minuman yang terdapat dalam wadah terbuka. Maka manfaat menutup makanan dan membaca basmalah adalah mencegah setan darinya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ولو أن تعرض عليه عودا وتسم بالله "Walaupun dengan engkau meletakkan sebatang kayu dan membaca basmalah." Jadi walaupun dengan meletakkan sebatang kayu dan membaca basmalah, maka setan tidak dapat ikut makan dan minum darinya. Demikian pula, tindakan tersebut bermanfaat menghindari jatuhnya penyakit dari langit. Karena dalam satu tahun terdapat malam saat turunnya penyakit, sebagaimana diberitakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ini adalah perkara gaib. Jika anda tutup wadah, maka penyakit tidak akan jatuh. Dengan demikian, menutup wadah memiliki beberapa manfaat, di antaranya; Mencegah turunnya penyakit. Mencegah setan ikut menyantap makanan dan minuman anda. 10. Nama Allah juga akan mencegah setan melihat seseorang saat dia melepaskan bajunya atau ketika seorang suami hendak menggauli isterinya. Apakah kita akan biarkan jin melihat aurat kita? Tidak, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa jika seseorang hendak melepas bajunya hendaknya dia membaca basmalah, maka ketika itu setan tidak dapat melihat auratnya, demikian pula dengan basmalah dapat mencegah setan ikut serta dalam hubungan suami isteri. Karena terdapat riwayat dalam tafsir firman Allah Ta'ala, وَشَارِكْهُمْ فِي الأَمْوَالِ وَالأَوْلادِ .. "Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak.." QS. Al-Isra 64 Bahwa setan ikut serta saat suami menggauli isterinya. Namun jika dia membaca basmalah sebelum jimak, maka hal itu akan menghalangi setan untuk ikut serta. 11- Jin dapat mencuri dan berbicara dengan pembicaraan manusia, dengan pembicaraan yang dapat didengar dan dengan bahasa yang dipahami orang itu. Ada peristiwa yang dialami oleh Abu Alqam, ahli nahwu tata bahasa Arab. Suatu hari dia berjalan dan tersandung sesuatu, lalu dia jatuh. Maka orang-orang datang mengerubunginya, ada yang memegang ibu jarinya, yang lain membacakan di telinganya, ada pula yang azan di telinga yang lain. Lalu dia berkata, "Mengapa kalian berkumpul seperti orang kemasukan setan, menyingkirlah dariku." Dia berkata demikian dalam bahawa Persia. Orang-orang mengatakan, "Setannya telah berbicara dengan bahawa Persia dan India." 12- Jin dapat mencuri dan memperdayakan, sebagaimana perkataannya, 'Saya tidak akan kembali,' namun dia kembali lagi. 13- Keutamaan Ayat Kursy, dalam riwayat lain terdapat keutamaan akhir surat Al-Baqarah. 14- Seorang pencuri tidak dipotong tangannya saat terjadi bencana kelaparan. 15- Menerima alasan dan menutupi aib terhadap orang yang diperkirakan orang baik. 16- Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dapat diberitahu perkara gaib. 17- Dibolehkan mengumpulkan zakat fitrah sebelum malam Idul fitr untuk dibagian setelah itu. 18- Zakat fitrah dikeluarkan dalam bentuk makanan. 19- Keyakinan shahabat terhadap ucapan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan pembenaran mereka terhadapnya. 20- Disunahkan membaca Ayat Kursy sebelum tidur. 21- Ketetapan syariat atas ucapan setan berasal dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ketika dia berkata, "Dia benar kepadamu, akan tetapi penetapan syariat bukan dari ucapan setan." 22- Ayat Kursy dapat mencegah setan jin dan manusia, apakah dalam urusan agama maupun dunia, "Setan tidak akan mendekatimu hingga pagi." 23- Karamah Allah terhadap Abu Hurairah ketika dia dapat menangkap setan, dan setan tidak dapat kabur darinya. Hal itu berarti bahwa seorang mukmin yang kuat imannya dalam menangkap setan dan membuatnya tidak dapat lari darinya. Ibnu Qayim menyebutkan beberapa manfaat zikir, bahwa dengan banyak zikir yang dibaca seorang mukmin kepada Allah Azza wa Jalla, boleh jadi setan mendekatinya untuk menngganggunya, namun justeru setan tersebut yang akhirnya terkapar. Lalu setan-setan lainnya berkumpul dan mereka mengatakan bahwa setan ini telah diganggu manusia. 24- Berzikir kepada Allah akan melindungi seorang mukmin dari gangguan setan. Zikir yang paling utama adalah dengan Al-Quran, sedangkan ayat yang paling utama adalah Ayat Kursy. 25- Jika seseorang memiliki kebutuhan, maka dia wajib menjelaskan kebutuhannya agar alasannya diketahui dan perkaranya tidak meragukan. 26- Melaporkan perkara penting kepada ulama Abu Hurairah hendak mengadukan masalah tersebut kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. 27- Abu Hurairah sangat kuat keinginannya untuk mendapatkan ilmu para shahabat adalah orang-orang yang sangat ingin mendapatkan ilmu karena itu dia bersedia melepaskannya untuk mendapatkan ilmu. 28- Mungkin saja akan terjadi pertanyaan, bagaimana Abu Hurairah dapat menangkap setan, padahal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam saja terhalang untuk menangkapnya karena doa nabi Sulaiman, قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكاً لا يَنْبَغِي لأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي . فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ . وَالشَّيَاطِينَ كُلَّ بَنَّاءٍ وَغَوَّاصٍ ..سورة صّ 35-37 "Ia berkata 'Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi. kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakiNya, dan kami tundukkan pula kepadanya syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam." QS. Shaad 35-37 Lalu bagaimana Abu Hurairah menangkapnya dan hendak membawanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam?? Al-Hafiz Ibnu Hajar tentang problem masalah ini, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam ingin menangkap tokoh setan, maka ketika itu bertentangan dengan apa yang dialami olen Nabi Sulaiman. Adapun setan yang disebutkan dalam bab ini adalah setan yang selalu mendampingi shahabat tersebut setiap manusia ada setannya, atau salah satu setan dan bukan tokohnya setan. Jika ada yang bertanya, keistimewaan apa yang terdapat dalam Ayat Kursy sehingga dapat mencegah setan? Ayat Kursy merupakan ayat yang paling agung dalam Al-Quran, sebagaiman sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terhadap shahabat tersebut, dan bahwa ayat ini jika dibaca oleh seorang mukmin setiap selesai shalat, maka tidak ada yang mencegahnya untuk masuk surga kecuali kematiannya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam shahihnya yang diriwayatkan oleh Nasai rahimahullah. Selain itu, Ayat Kursy juga dibaca menjelang tidur. Dan setiap selesai shalat itu termasuk sebab keutamannya. Sisi yang paling tinggi adalah mengandung nama Allah yang Agung Al-ismu AL-A’dhom. Allahu Lailaha Illa Huwa Al-hayyu Al-Qoyyum’ dalam surat Al-baqarah, Ali Imron dan Thoha. Karena AL-Hayyu Wal Qayyum menurut sebagian pendapat termasuk Nama Allah yang Agung Il-Ismu Al-A’dhom. Ayat ini terdapat sepuluh kalimat tersendiri Allahu Lailaha Illa Huwa’. Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diganti dengan yang lebih baik. Ini salah satu hikmah yang bisa kita gali dari puasa Ramadhan. Bau mulut yang tidak enak saat puasa dibalas dengan bau mulut yang begitu menyenangkan di surga kelak. Bau yang dirasakan begitu wangi, yaitu bau minyak misk. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk.” HR. Bukhari no. 1894 dan Muslim no. 1151 Ketika puasa pun rasa haus dan lapar ditahan, bahkan badan terasa tidak mengenakkan di siang hari. Kesulitan itu diganti dengan pintu Ar Rayyan yang khusus bagi orang yang berpuasa. Perlu diketahui bahwa ar rayyan secara bahasa berarti puas, segar dan tidak haus. Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ “Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan”. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” HR. Ahmad 5 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih Siapa yang enggan mendatangi dukun atau tukang ramal lalu ia bertawakkal penuh pada Allah, maka Allah akan memudahkan tawakkalnya. Siapa yang enggan meminta-minta mengemis, maka Allah akan menggantinya dengan memberikannya kecukupan dari pekerjaannya. Siapa yang meninggalkan dusta, maka ia akan dihormati di mata manusia. Siapa yang meninggalkan penipuan dalam jual beli, maka Allah akan mendatangkan berkah pada jual belinya. Dalam hadits disebutkan, الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا “Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih khiyar selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu” Muttafaqun alaih. Siapa yang meninggalkan riba, maka Allah akan membukakan keberkahan pada rezekinya. Siapa yang meninggalkan melihat yang haram, maka Allah akan memberikan cahaya pada pandangan dan hatinya. Siapa yang meninggalkan sifat pelit, maka ia akan mulia di sisi manusia dan ia akan menjadi orang-orang yang beruntung. Allah Ta’ala berfirman, وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS. At Taghabun 16 Siapa yang meninggalkan sifat sombong dan memilih tawadhu’, maka Allah akan membuat ia meninggikan derajatnya di dunia. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda, وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ “Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ rendah diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” HR. Muslim no. 2588. Siapa yang meninggalkan rasa dendam dan mudah memaafkan yang lain, maka Allah pun akan menganugerahkan kemuliaan pada dirinya. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda, وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا “Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya.” HR. Muslim no. 2588. Semoga hikmah Ramadhan ini bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.

kisah meninggalkan sesuatu karena allah